mendapat malam lailatull qodar atau mendapat jodoh, pilih mana?
Maukah kamu dipertemukan dengan satu malam yang mana malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan?
Setiap orang Islam yang beribadah di bulan Ramadhan pasti sangat berharap bisa bertemu dengan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ini menjadi malam yang sangat istimewa, karena faktanya tidak ada manusia yang bisa tau pasti kapan malam itu datang. Allah SWT memang sengaja menyembunyikan pengetahuan tentang kapan datangnya malam Lailatul Qadar untuk membedakan mana orang yang malas dan bersungguh-sungguh.
Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah,” (HR Al-Bukhari).
Berdasarkan hadits ini, dapat disimpulkan bahwa sepuluh malam terakhir Ramadhan merupakan waktu yang terbaik untuk beribadah. Sebagian ulama mengatakan, Rasulullah SAW meningkatkan kesungguhannya beribadah pada sepuluh malam terakhir dibandingkan malam sebelumnya. Maka dari itu yuk jangan sia-siakan 10 malam terakhir dibulan ramadhan ini untuk mendapatkan malam Lailatull Qodar.
Tapi, karena saya ini bisa dibilang seorang pengidap tuna asmara. Apa itu tuna asmara?, Orang buta disebut tuna netra, Orang tuli disebut tuna rungu, nah jomblo disebut tuna asmara. Sebagai tuna asmara terkadang mempunyai pemikiran-pemikiran random. Misal, manakah yang harus kita pilih ketika kita dihadapkan dengan dua pilihan; mendapatkan malam Lailatul Qadar atau mendapatkan Jodoh..??
Ini akan menjadi pertanyaan yang sulit bagi kami pengidap tuna asmara. Nah, Kenapa ini menjadi pilihan yang sulit ?. Kalau dilihat dari kacamata agama, jelas lebih memilih mendapatkan malam Lailatul Qodar. Karena sudah jelas firman Allah, "tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku".
Tapi kalau dilihat dari kacamata ilmu ekonomi sepertinya hal ini masih bisa diperdebatkan. Dalam ilmu ekonomi kita mengenal 3 jenis kebutuhan yaitu; kebutuhan primer (kebutuhan pokok), kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus lebih dulu diutamakan yang sifatnya mendesak dan tidak bisa diganggu gugat. Contoh; kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Ketika kebutuhan primer sudah terpenuhi barulah diperbolehkan memenuhi kebutuhan sekundernya seperti rumah mewah, mobil mewah dan sebagainya. Jangan sampai terbalik, mengutamakan kebutuhan sekunder dulu baru kebutuhan primer. Misal seseorang punya mobil mewah tapi untuk makan saja masih ngutang.
Jadi, kalau dilihat dari kacamata ilmu ekonomi, untuk pria/wanita yang berusia 1/4 abad dan masih mengidap tuna asmara, mungkin jodoh kebutuhannya lebih mendesak dan terdesak ya hehe, apalagi kalau mamah sudah bilang, "udah gak sabar pengen gendong cucu,,,!!". Dengar mamah ngomong gitu rasanya seperti kuda yang lagi dipecut. Eh bukan dipecut lagi tapi dicambuk. Hehe
Kalau dilihat dari kacamata saya, dua-duanya harus dapat. Segera. 😀
Komentar
Posting Komentar