Titik Koordinat




Semisal engkau berangkat dari timur laut menuju barat daya, rindangnya satu dua bukit akan melarangmu mengayun kaki lekas-lekas. Bersama detik yang merayap, sadari betapa awan tidak pernah melekat pada atapnya. Mereka senantiasa berarak sekalipun angin sibuk bermain tanpa menitip arah.

Kebimbangan akan menjadi desau paling kencang. Resapilah sambil menenang. Sebab ketika segala bergerak lebih lambat, terdapat sejentik kuasa untuk menguliti tanya dengan seksama. Seperti kala terik mendesakmu untuk memilih satu hal;

melebarkan ayunan langkah atau menepi sejenak.

Selagi engkau menerka-nerka, telinga saya menangkap derapmu dari kejauhan. Dari barat laut menuju tenggara, saya sudah berniat merekam segala hal yang saya temukan sepanjang jalan. Tak terkecuali setiap pertemuan yang bukan perihal lama singkatnya.

Lalu pada akhirnya, sekali waktu, kita berpapasan pada satu titik koordinat yang sama, yang entah tinggal berapa. Namun sekalipun engkau dan saya terus melangkah tanpa merayakan detik yang melambat. Setidaknya saya sudah merekammu lekat-lekat dan (semoga) tanpa sesal.


Komentar