Yayan dan Ultari
Bagi Yayan, Ultari itu kembang api. Yang bikin rasa meledak untuk kemudian bikin kagum, namun hanya sekejap dan hilang begitu saja. Lalu, Yayan dipaksa untuk siap kecewa menerima bahwa segala yang indah memang selesai dengan cepat.
Saya punya teman namanya Yayan, usianya sekitar 23 tahun. Walaupun mukanya cukup garang tapi dia orangnya humoris juga. Namun sayang, perjalanan kisah cintanya tak selucu selera humornya.
Saya akan menceritakan sedikit tentang perjalanannya bersama dengan Ultari, gadis pujaannya. Yayan dan Ultari, sama halnya dengan kisah Dilan dan Milea. Dua orang yang bersama-sama lama-lama bukan berarti cerita cintanya gak mengenal kata tamat. Dua orang dengan saling cinta sungguh-sungguh pun bukan berarti sudah tepat.
Pertemuan
Tahun 2012, Yayan masih kelas 2 SMA. Dia sekolah di SMA Petang (bukan sekolah favorit di kabupaten Garut hehe). Waktu itu ketika jam istirahat, Yayan sedang asik nongkrong bersama teman-temannya di pinggir kelas. Tiba-tiba dari arah kantin, seorang gadis berjalan menuju ke kelasnya, gadis itu berjalan melewati tongkrongan Yayan. Selayaknya film ftv, Yayan seolah terkesima pada pandangan pertama pada gadis tersebut. Seorang gadis yang berkerudung, berkacamata, dengan gigi gingsulnya.
Cinta pada pandangan pertama masih dianggap sebagai hal yang nyata bagi beberapa orang. Menurut para ahli, cinta pada pandangan pertama merupakan sebuah konsep yang sangat menarik dan banyak orang mulai menggantinya dengan daya tarik pada pandangan pertama.
Cinta pada pandangan pertama biasanya timbul ketika kita melihat seseorang yang mencerminkan diri sendiri. Yang unik dari cinta pada pandangan pertama adalah bahwa hal tersebut memberi kesempatan pada diri sendiri untuk memproyeksikan dan berkhayal tentang siapa sosok yang baru saja ditemui. Mungkin itu yang dialami oleh Yayan saat itu.
Yayan berusaha mencari tahu siapa sosok gadis yang sudah mengalihkan perhatiannya itu, dia bertanya pada teman-temannya. Sampai akhirnya diketahuilah nama gadis itu adalah Ultari Yulianti. Tak berhenti disitu, Yayan pun mencari tahu nomor hp nya Ultari
Singkat cerita, Yayan mulai mendekati Ultari. Mereka saling bertukar chat. Eh maaf, bertukar sms. Dulu masih jamannya saling miscall miscall-an haha. "Eh, kamu tau nomor aku darimana?", "gak tau ada yang nyatet nomor kamu di uang seribu.." (hah bassii).
Seiring berjalannya waktu, hubungan Yayan semakin mendekat. Sampai akhirnya Yayan memberanikan diri menembak Ultari (dorr dorr dorr..!!).
Sebuah pengakuan dari Ultari bahwa sebenarnya dia sudah mempunyai 2 pacar. Lalu apa yang terjadi pada Yayan? Apakah dia patah hati?, Ternyata tidak. Kamu tau apa yang dibilang Yayan pada Ultari, Yayan bilang: "aku rela jadi pacar nomor 3 kamu yang penting kamu jadi pacarku".
Hey bisakah kamu melihat ini, Yayan mau jadi pacar nomor tiga. Saya yakin semua orang di dunia ini gak ada yang mau dinomor dua kan, semua ingin menjadi yang diprioritaskan. Ini si Yayan mau di nomor tiga kan loh. Saya ingat Astrid seorang penyanyi pernah bikin lagu yang liriknya gini: "jadikan aku yang ke dua, buatlah diriku bahagia, walaupun kau takkan pernah ku miliki selamanya". Astrid aja paling banter jadi nomor dua. Bisakah kamu melihat kesungguhan dari seorang Yayan? Nomor tiga loh..!!
Jadian
Tanggal 15 Desember 2012 Yayan dan Ultari akhirnya jadian. Jadi yang ketiga. Yayan bilang pertama kali jadian dia selalu mengantar jemput Ultari pake sepeda motor milik orang lain, alias minjem. Stop bilang kalau minjem itu ciri-ciri orang yang gak ada modal. Minjem barang sesuatu atau apapun itu dari orang lain yang bertujuan untuk menyenangkan hati orang yang disayangi, bukankah itu juga merupakan bentuk suatu pengorbanan. Dan pengorbanan adalah modal yang berharga dalam suatu hubungan. Mengerti?
Seiring berjalannya waktu hubungan mereka semakin mesra, semakin nyaman. Sampai akhirnya Ultari memutuskan untuk putus dengan pacar pertama dan pacar keduanya. Seketika itu pula Yayan resmi menjadi pacar satu-satunya Ultari. Kamu lihat, pengorbanan Yayan membuahkan hasil.
Ultari menerima segala kekurangan dan kelebihan Yayan. Yayan pernah cerita dia sering main ke rumah Ultari dengan mengenakan seragam yang kucel dumel, Bahkan bukan cuma seragamnya, wajah Yayan nya pun juga kucel haha. Tapi ya namanya juga cinta, kucel juga kelihatan kaya pangeran.
Teringat, Yayan juga suka mengajak Ultari main menyusuri jalanan. Tangan Ultari seperti sengaja diciptakan hanya untuk berpegangan dengan Yayan. Mereka betul-betul merasa tak perlu lagi berfikir, mereka hanya ingin menikmati apa yang mereka rasakan. Menghirup udara perkampungan yang segar. Mereka hanya melakukan hal-hal yang ringan tetapi menyenangkan rasanya.
Konflik
Yayan pernah memukul siswa SMA 2 Garut. Dulu juga saya sekolah disitu (salah satu SMA favorit di kota kami),sedikit nyombong hehe. Saya kurang tau apa faktor penyebab Yayan memukul siswa tersebut yang jelas sejak saat itu Yayan menjadi buronan polisi.
Yayan melarikan diri ke Cikarang dan gak pernah ngasih kabar pada Ultari. Padahal dalam sebuah hubungan, kabar adalah suatu keharusan. Sesuatu yang mampu melanggengkan, mendamaikan dan memberikan kenyamanan serta menghindari perasaan was was seseorang dalam menjalin suatu hubungan. Sejak itu, Ultari hanya bisa menangis sambil melihat foto Yayan di facebooknya.
Selang beberapa bulan, Yayan pulang dari pelariannya dan menjalani kehidupan seperti biasanya bersama Ultari.
Lulus SMA
Hidup adalah pilihan, mungkin sebagian dari kita akan menyadari dan merasakan hal itu, karena memang kita harus mampu dan berani menentukan satu dari sekian banyak pilihan dalam kehidupan ini, karena akan menjadi satu kesulitan bagi kita jika kita harus menjalani berbagai hal dalam satu kesempatan, menentukan skala prioritas dalam pilihan hidup mungkin itu sebuah tindakan yang bijaksana. Yang pada akhirnya harus menentukan mesti kemana setelah lulus nanti.Tentunya ada beberapa jawaban dari pertanyaan tersebut, diantara: kuliah, kerja, nikah bahkan istirahat dulu (nganggur).
Usai Lulus SMA, Yayan memutuskan bekerja di Cikarang. Disana dia bekerja di sebuah mini market yang sering absen tanpa keterangan. Kamu tau apa?, ya betul, Alfa-mart. Hehe
Disana Yayan hanya mampu bertahan 3 bulan. Alasannya klasik, Yayan gak mau jauh-jauh dari Ultari. Yayan kembali ke Garut dan menjadi pengangguran.
Walaupun dalam keadaan nganggur, Ultari masih setia pada Yayan. Mereka tetap bahagia. Hanya bedanya sejak saat itu, keterbatasan membuat mereka gak bisa sering pacaran seperti orang lain yang bisa main kemana aja sesuka hati. Mungkin hanya sesekali.
Ultari Kuliah
Ultari memutuskan untuk kuliah di sebuah universitas di kota Bandung karena dipaksa oleh orang tuanya. Namun disisi lain, Yayan tidak mengizinkannya karena dia fikir dia tau percis kehidupan di kota seperti apa. Yayan takut lingkungan disana mengubah Ultari. Yayan takut kehilangan, terlalu takut. Ada rasa cemas pada diri Yayan. Padahal sebelumnya Yayan sudah bela-belain berhenti kerja supaya bisa tetep dekat dengan Ultari, eh sekarang malah Ultari yang berniat untuk pergi. Dan akhirnya pergi.
Pertanyaannya, ketika Yayan melarang Ultari untuk kuliah, apakah Yayan mulai posesif?
Sebagai pasangan tentu akan timbul rasa memiliki dan cemburu. Namun, jika kadarnya sudah berlebihan alias posesif, berhati-hatilah karena jika dibiarkan akan membuat hidup kita selalu ingin mengontrol atau dikontrol. Hal ini bukan hanya tidak nyaman tapi juga membuat hubungan tak bertahan lama.
Dan benar, semenjak Ultari memutuskan untuk Kuliah di Bandung, hubungan mereka menjadi tidak harmonis. Sifat posesif Yayan telah membuat hilangnya rasa kepercayaan pada Ultari. Padahal percaya satu sama lain adalah kunci. Yayan menjadi pribadi yang pencemburu, pengekang. Hubungan mereka saat itu seperti halnya meminum secangkir kopi, hal-hal yang manisnya sudah dirasakan, kini tersisa ampasnya yang pahit.
Sampai pada titik Ultari muak dengan sikap Yayan. Sikap Yayan yang mulai posesif, mulai over protektif karena terlalu takut akan kehilangan membuatnya benar-benar kehilangan. Hubungan mereka berakhir.
Usaha Terakhir
Kehilangan pekerjaan, lalu kemudian kehilangan Ultari membuat Yayan stress. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan setelah itu.
Yayan mulai menyadari kesalahannya, ia mulai memahami karena keegoisannya, karena sifat posesifnya membuat hubungannya bersama Ultari rusak. Ia ingin hubungannya kembali sedia kala.
Di suatu kesempatan, Yayan memberanikan diri datang ke rumah Ultari. Yayan datang menemui Ibu Ultari, kebetulan Ultari juga sedang ada di rumahnya. Yayan datang untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah dia perbuat, bahkan sampai bertekuk lutut bersujud pada Ibunya Ultari agar diberi kesempatan kedua untuk kembali, namun sayang semua sudah terlambat. Sudah tak ada lagi tempat di hati Ultari untuk Yayan kembali. Sudah tak ada lagi tempat. Yayan hanya dipandang sebelah mata.
Bisikan Yayan
Ultari, semua harus selesai katamu. Kamu tidak paham, tidak akan pernah mengerti berapa banyak waktu yang harus kuhabiskan untuk meletakkan ucapan selamat tinggal pada hari-hari yang dilalui berdua. Rasanya ada yang tercabut dalam hati. Persis seperti sesuatu yang hidup di air, namun terpaksa tergelepar di daratan. Pedih
Kini kamu asing, seperti memang sudah dari dulu dan akan sampai nanti. Aku hanya ingin kamu mengingat tentang kita. Itu saja.
Aku ingin menjadi seseorang yang kamu ingat ketika kamu mendengar alunan lagu sedih, lalu kamu berharap tak pernah mendengarnya, karena liriknya mengingatkanmu pada cerita kita.
Kalau dulu aku pernah berkata bahwa aku mencintai dirimu, maka kukira itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap dan berlaku tidak hanya sampai di hari itu, melainkan juga di hari ini dan untuk selama-lamanya.
Komentar
Posting Komentar