"Balas Dendam" Saat Buka Puasa

Banyak orang tak paham dengan esensi puasa. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu. Azan Magrib menjadi hal yang paling ditunggu ketika sedang berpuasa. Lapar dan dahaga yang seharian dirasakan akan terbayar saat buka puasa tiba. Tidak sedikit orang yang akan menjadikan ajang “balas dendam” dengan cara membeli banyak jenis makanan atau minuman dan menyantapnya langsung tanpa jeda. Apalagi orang Indonesia terbiasa berbuka dengan yang manis-manis seperti es buah, es teh manis, sirup, atau melihat senyumanmu yang manis itu.. hehe wadaw. Bahkan tak jarang yang langsung menyantap makanan berat seperti nasi dan daging. Apakah "balas dendam" semacam ini diperbolehkan?

Buka puasa tadi, saya menghabiskan terlalu banyak makanan. Terlalu banyaaak..Hehe. Mungkin karena ketidakmampuan menahan menu-menu makanan yang tersedia atau mungkin menjadikan buka puasa sebagai ajang "balas dendam" entahlah, padahal saya tau perut sudah merasa kenyang tapi mulut seakan gak mau henti mengunyah. Dasar rakus..!!

Dan kamu tau efeknya?,  perut saya menjadi apa ya kalau basa sundanya bilang (kamerkaan), kemudian seperti ada rasa ingin buang air besar, saya sampai diam di wc berlama-lama tapi gak ada taii atau 'eek yang keluar sedikitpun, sialan. Lost time kan jadinya, padahal waktu yang terbuang bisa dipake buat baca al qur'an atau apa kek yang lebih bermanfaat.

Saya mulai berfikir kelihatannya kerakusan menjadi dosa yang sering diabaikan umat Islam. Seringkali, kita bisa dengan cepat mengatakan merokok dan minum alkohol sebagai dosa. Karena alasan tertentu, kerakusan diterima atau paling tidak ditolerir. 

Banyak argumen yang dipakai untuk menentang merokok dan minum alkohol, seperti faktor kesehatan dan kecanduan, sebenarnya juga berlaku juga untuk seseorang yang makan berlebihan. Banyak orang-percaya haram hukumnya minum segelas anggur atau mengisap sebatang rokok, tetapi malah tidak ragu-ragu makan dengan rakus di meja makan. 

Selera makan itu contoh dari kemampuan kita mengontrol diri sendiri. Jika kita tidak dapat mengontrol kebiasaan makan kita, kemungkinan kita juga tidak mampu mengontrol kebiasaan kita yang lain, seperti pikiran (hawa nafsu, ketamakan, kemarahan) dan tidak dapat menahan mulut kita dari gosip atau perselisihan. Naudzubillah..

Allah telah memberkahi kita dengan memenuhi bumi ini dengan makanan yang enak, bergizi, dan nikmat. Kita harus menghormati ciptaan Allah dengan menikmati makanan-makanan ini dan memakannya dalam jumlah yang pantas. Bukankah segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik?

Komentar