JOMBLO WAJIB MENANAM KAKTUS


Di Bulan Syawal sampai Bulan Haji nanti,  saya banyak menerima undangan pernikahan dari saudara maupun kerabat. Momen ini menjadi hal yang menyenangkan sekaligus membuat gelisah jika harus datang ke pesta pernikahan sendirian. Selalu saja ada yang menyindir semisal; "Truk aja gandengan, masa kamu nggak? Sandal aja ada pasangannya, masa kamu nggak?”

Sumpah, itu adalah stereotipe sindiran basi untuk kaum jomblo yang pernah sangat popular dan  sering saya dengar (karena memang sering ditujukan kepada saya). Sangat menyebalkan. Seolah-olah harga diri saya ini jauh lebih rendah daripada truk atau sandal.

Tukang sindir yang sering menggunakan sindiran truk dan sandal ini seolah-olah ingin mengatakan kepada si tersindir: “Ini lho, saya bisa punya pasangan, kapan kamu punya pasangan!”. Sepintas terdengar sangat motivatif, tapi di satu sisi, juga terdengar sangat pamer.

Saya tahu bahwa sindiran ini hanya bermaksud sebagai bahan ledekan saja, namun jika itu kemudian ditanyakan terus menerus, saya sebagai salah satu objek yang sering disindir pun tentu lama-lama akan muak juga.

Menurut saya, apapun sebab kejombloan seseorang, entah itu karena tidak laku atau memang karena pilihannya sendiri, rasanya tetap tidak etis untuk disindir terus-menerus, apalagi dengan sindiran yang konteksnya membandingkan seseorang dengan truk atau sandal. Lagipula, bukankah kesuksesan tak sepenuhnya dipengaruhi oleh punya atau tidaknya pasangan?

Oke, Truk memang gandengan, Tapi mungkin kita lupa, bahwa ada yang namanya truk boks, truk yang lebih gesit dan efektif jika tanpa gandengan.

Oke, Sandal memang ada pasangannya, tapi mungkin kita lupa, bahwa di jagad persandalan, ada yang namanya Sandal Joger, Sandal yang nyentrik walaupun terkesan dipaksakan, ia sandal yang tidak berorientasi pada keserasian, melainkan pada keunikan.

Sepertinya di musim pernikahan ini saya harus banyak sabar menghadapi sindiran orang-orang. Mungkin salah satu caranya adalah saya harus mulai menanam kaktus. Kenapa Kaktus?

Kaktus bukanlah tanaman terbaik yang diinginkan seseorang, tetapi kejujurannya membebaskan. Saya pikir banyak orang lebih suka menjadi bunga mawar atau bunga matahari, tapi kadang-kadang kita tidak seindah yang kita pikirkan. Dan kadang-kadang luar yang indah dapat menyembunyikan bagian dalam yang beracun.

Kaktus memiliki kerendahan hati, tapi ia tidak tunduk.Tumbuh di mana tidak ada tanaman lain yang tumbuh. Ia tidak mengeluh ketika matahari memanggangnya atau angin mencabiknya dari tebing atau menenggelamkannya di pasir gurun yang kering atau ketika ia haus.

Ketika hujan datang, ia akan menyimpan air untuk masa-masa sulit yang akan datang. Di saat-saat baik dan buruk ia akan tetap berbunga. Melindungi dirinya dari bahaya, tetapi tidak melukai tanaman lain. Ia beradaptasi dengan sempurna untuk hampir semua lingkungan. Ia memiliki KESABARAN dan MENIKMATI KESENDIRIAN.

Ini adalah tanaman kesabaran dan kesendirian, cinta dan kegilaan, keburukan dan keindahan, ketangguhan dan kelembutan, pengakuan dan introspeksi.

Mau segimana sering orang-orang menyindir, saya sebisa mungkin berusaha menjadi kaktus dengan senyuman di wajah saya.

Komentar